Pola Nafkah Adat Kasepuhan

LAPORAN PENELITIAN
MASYARAKAT ADAT SINAR RESMI






Disusun oleh :
Ayu Nurhasanah
Pitri Yani
Eni Nurmaryati
Sufiyah
Aldi Nurfauzi
Mochammad Hamzah Mawalidi
Marwan Kurniawan



PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

LatarBelakang
Setiap individu mempunyai kebutuhan masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mereka memiliki cara yang berbeda-beda. Masyarakat kota, masyarakat biasa dengan masyarakat adat berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam masyarakat kota untuk pemenuhan kebutuhannya rata-rata bermata pencaharian sebagai pegawai, pedagang, dan buruh. Berbeda dengan masyarakat pedesaan yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, nelayan ataupun buruh perkebunan. Berbeda pola wilayah, maka mata pencahariannya pun akan berbeda. Hal itu disebut dengan pola nafkah.
Masyarakat desa memiliki kecenderungan sikap yang tergantung pada alam. Dengan keterbatasan pengetahuan, mereka seakan takluk dan tunduk pada alam dalam segala segi kehidupan. Begitu pula dengan sistem pencarian nafkahnya. Selain itu, kepadatan penduduk juga mempengaruhi pola pencarian nafkah. Jumlah penduduk pedesaan yang semakin bertambah dan tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya alam (yang berpotensi sebagai sumber nafkah), mengakibatkan perubahan struktur pendapatan masyarakat di daerah pedesaan. Persaingan akan penguasaan sumber nafkah menjadi semakin ketat.
Meskipun telah terjadi perubahan struktur di daerah pedesaan, sektor pertanian masih menjadi andalan utama pendapatan rumah tangga. Hanya saja porsi pendapatan sektor pertanian secara persentase mengalami penurunan, tetapi masih lebih besar dari sektor non-pertanian. Dalam beberapa kasus, masyarakat di daerah pedesaan memiliki pola nafkah ganda. Hal ini mereka lakukan atas dasar keterbatasan pemilikan lahan dan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rumusan Masalah
Apa yang di maksud pola nafkah masyarakat desa?
Bagaimanapolanafkah yang ada di KasepuhanRinarresmi?

Tujuan penelitian
Penelitian ini untuk mengetahu pola nafkah yang ada di Sinar Resmi
Untuk mengetahu adat istiadat yang ada disana

BAB II
PEMBAHASAN

Setiap mahluk hidup membutuhkan makan salah satunya manusia. Manusia selain memerlukan makanan mereka juga memerlukan kebutuhan lain seperti tempat tinggal, kendaraan, pendidikan dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan supaya kebutuhannya terpenuhi. Pekerjaan manusia terspesialisasi karena  perkembangan manusia itu sendiri. Manusia hidup dengan manusia lain yang membentuk sebuah masyarakat. Masyarakat dalam perkembangannya terbagi menjadi masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat kota adalah sebuah masyarakat yang memiliki pola pemikiran lebih modern dan biasanya bersifat individualis, sedangkan dalam masyarakat desa pemikirannya masih primitif dan juga memiliki ikatan solodaritas yang sangat kuat, walaupun salah satu anggota masyarakat desa tersebut pindah kekota. Mereka tetap menjalin hubungan yang sangat erat dengan anggota lain yang satu daerah.
Di Indonesia banyak sekali desa dan kotanya. Salah satunya di pulau jawa, khususnya jawa barat yang kami teliti. Kami meneliti tentang masyarakat kasepuhan sinar resmi. Dalam masyarakat tersebut memiliki kebudayaanj yang unik dan birokrasinya lumayan bagus. Tak terlepas dari semua itu masyarakat tersebut memiliki mata pencaharian utamanya adalah bertani. Pertanian mereka kerjakan dengan sama-sama, dan ada yang dikerjakan sendiri. Bertani yang dikerjakan dengan gotong royong ini tanahnya yang dekat dengan kasepuhan, sedangkan tanah adat yang jauh dari pemukiman warga dikerjakan secara individu karena hasilnya untuk individu itu sendiri. Hasil dari padi yang sudah dijemur dan diikat dimasukan dalam leuit, akan tetapi ada kewajiban untuk menyerahkan hasil panen tersebu sebesr 10% dari hasil panen yang dimiliki untuk zakat dan dimasukan kedalam leuit sijimat atau leuit induk. Dalam masyarakat tersebut satu warga memiliki satu leuit atau lebih, dari sini kita melihat bahwa leuit menjadi penanda kelas sosial dalam masyarakat tersebut. Leuit ini mampu menyimpan padi selama 100 tahun. Padi yang ada pada leuit sijimat selain untuk cadangan bisa juga untuk warga yang membutuhkan. Selain untuk warga yang memerlukan padi yang dileuit sijimat juga untuk menggaji para pemangku adat di sinar resmi dan membantu fakir miskin.
Untuk menabur benih dan menanam padi harus mengikuti hari lahir dari si penana padi. Selain itu juga panen harus mengikuti hari lahir juga, akan tetapi penen tidak boleh dilakukan pada hari jumat dan minggu.
Mungkin sebagian besar mata pencaharian mereka bertani, akan tetapi disamping bertani mereka juga ada yang menambak ikan mas dan mujahir, ada juga yang menjadi buruh nutu, dan menanam umbi-umbian atau palawija. Untuk padi mereka tidak menjualnya karena untuk musim panceklik, dan selain padi mereka menjualnya keluar untuk penghasilan mereka. Selain itu mereka juga menanam kayu untuk bahan bangunan dan dijual keluar. Ada juga warga yang bedagang yang menjual hasil karyanya seperti gelang dan baju kepada pengunjung dan selain itu juga ada yang membuka warung.
Selain dari pertanian juga mereka ada yang pergi ke kota untuk mencari penghasilan yang lebih baik, akan tetapi dampak dari urbanisasi mereka membawa perubah karena kebiasaan mereka yang dapat dikota mereka terapkan didesa seperti rambut diwarnai, bagi laki-laki memakai anting.  Selain itu juga masyarakat adat sinar resmi memiliki 90 kali ritual setiap tahunnya. Untuk pembagian tanah yang ada di Sinar Resmi, mereka membagi tananhnya sesuai keinginan dan kemampuan warganya sendiri.

Sistem Rumah Tangga (RT)
Tujuan utama  dari RT pedesaan mencukupi kebutuhan-kebutuhan anggota RT-nya.  Tujuan ini menentukan perilaku ekonominya, Rumah tangga (RT) di pedesaan Kasepuhan Sinar Resmi merangkap fungsi sebagai:

Unit Produksi
Unit produksi di masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi yaitu dengan sistem kekeluargaan, dimana masayarakat dengan sistem adat setempat yang diatur oleh pemngku adat atau ketua adat “Abah” . Unit produksi yang dilakukan oleh masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi bertumpu kebutuhannya pada bercocok tanam seperti kapulaga, kopi, ubi –ubian, dan rempah – rempah lainnya dan yang paling banyak adalah  pertanian  padi sebagai produksi utama dan terkenal sebagai salah satu penghasil padi terbaik se-Indonesia. Dalam satu tahun masyarakat dapat memproduksi/ panen dua kali dan selama masyarakat menunggu masa panen mereka dapat melakukan bercocok tanam lainnya seperti, menanam singkong, pisang, membuat gula aren, ubia –ubian, jagung dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari dan juga untuk mereka jual ke luar masayarakat desa. Ketika  masing – masing RT mendapatkan hasil produksinya atau panen masayarakat tersebut memberi sebagian hasil produksinya  kepada pemangkuh adat atau pemerintah adat sebagai tanda terimakasih. Untuk sekali panen padi  berlangsung masing – masing RT memberi  satu pocong (lima kepalan padi) dan untuk hasil produksi lainnya tidak ditentukan tergantung masyarakat. Selain bercocok tanam masyarakat adat juga memproduksi hasil kerajinan tangannya  seperti, gelang, kaos, kalung, gantungan kunci, miniatur Leuit , dan sebagainya yang terbuat dari kayu, bambu, kulit pohon, akar pohon dan lain – lain.

unit konsumsi
Unit konsumsi yang terdapat di masayarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi yaitu dengan sistem tanam dari-oleh-untuk masyarakat, dimana masyarakat bercocok tanam yang dilakukan oleh mereka, dikelola oleh mereka, dan hasilnya pun untuk dikonsumsi oleh mereka sendiri. Selain itu, sistem pangan yang dilakuakn masyarakat adat lebih maju dan lebih terprogram dibandingkan desan sistem pangan ditempat – tempat lain terutama dikota, karena sistem pangan di masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi berpikir hasil produksi padi hari ini untuk dinikmati 100 tahun kedepan. Hal itulah yang menjadi fungsi utama dari Leuit. Masyarakat tersebut membuat tempat penyimpanan padi yang dapat bertahan melindungi padi – padi mereka hingga ratusan tahun.

 Unit Reproduksi
Unit reprosuksi bagi masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi tidaklah dianggap menjadi kegiatan utama dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari barang  yang di produksi untuk mereka jual ke luar desa hanyalah sebgai pengalihan dari masa menunggu panen hasil padi – padi mereka, dan adapun barang – barang yang diproduksi untuk mereka jual sebagai berikut:
Kerajinan tangan : gelang rotan, miniatur Leuit, kalung kayu,kaos,   dan sebagainya.
Ubi – ubian : singkong, ubi ungu, dan sebagainya.
Kacang – kacang : kacang tanah, kedele, jengkol, pete, dan sebagainya.
Dan gula aren atau gula semut
Barang – barang tersebut diproduksi dan dikelola sendiri oleh masyarakat tanpa terikat oleh sistem adat.
 Unit Interaksi Sosek-Pol
Sistem interaksi sosial ekonomi dan politik di masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi selain kekeluargaan namun juga lebih mempercayai segala sesuatunya kepada sistem adat dan ketua adat, dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan luar seperti hubungan dengan pemerintah dan lembaga – lembaga lainya diserahkan kepada pemangku adat. Inti dari bahasan ini adalah adanya adanya rasa percaya (trust) yang tinggi antar warga dengan pemangku adat.







BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi pola nafkah yang terdapat dalam masyarakat sinar resmi, yang bermata pencaharian bertani. Selain itu juga ada yang menambak ikan dan menananam tanaman lain selain padi sebelum masa penen datang. Dan didesa ini menerapkan bahwa manusia  tidak boleh tamak.


















LAMPIRAN


















vilka : “Kalopolanafkahjustru di siniada system, kaloharus di telitijugaharuskalosekedardilihatsekali 2x atauselewatmungkinadakeunikan, keunikannyatadidibalikrumahadatistiadatitusendiri, makannyakalomisalkan di siniuntukpolanafkahitumasihkurang, jujurmasihkurangmasihbisa di lihatlahdarisegiekonomi, materibelumsemuaperekonoiannyabaikdalamartiandisinikanuntukpolamatapencahariannyakanhanyabertani, sewaktu-waktubarubisakeluardaritanitanidisinijugakangabisa di jualbeli, kalonanemsetahunsekalipadinyagabolehdijualapamatapncaharian yang bisadikelolamenjadiuangutukekonomi di sini,  bisasajakanberkebunnanempohontalung, talung di sinikanpohonygbisa di tebanglalu di jual, kalopohon-pohon yang di hutankantidakboleh di tebang, danitupuntidaksetiaphari paling setelah …… sekarangkannanemlalusetelahpanenbarubisa,  bikinapananemikan, ikannyabisa di kosumsibisa di jualselebihnyayarajinrajinnyamerekasendiribikinkerajinantanganmerekabuat model-model gelang, miniature leuit, apapunitukebanyakandisini system pencahariannyadarikerajinantangandanbertanijadikalobisa di bilangmakmuryabelum, karnayagasetiapharimerekabisatergantungsituasikondisi, kesibukanmerekajugasekarangadajugasibukkegununguntukcaritambangemasadasebagian di sini.”
Ayu : “Di sinikan rata-rata daripeduduksiniitu system nafkahnyakandaribercocoktanam, dariitumrekapunyaleitsendirikan, satusampemaksimalberapa ?”
Vilka : “Berapapun.”
Ayu : “Nah darisitukankemungkinanadatimbulkesenjangnsosial,kan, caramenanganidarikesnjangnsosialdariwargasinidaridesasiniitugimana ?”
Vilka : “Yang namanyakesenjnganitubukanbrartidarisegiekonomi,misalkandariperubahanekonomi Negara bukan. tapikesenjangnitumuculktikakemauanmasyaraatsediriituberubahmisalkanmerekapunyasawahmerekapunyakebutuhananakutuk di sekolahsecaraotomatissawahnyaakan di jual, nah secaraotomatissetelahsawahnya di jualsawahnyaakanberkurangbaliklagipendapatan yang bertaninyapastiberkurang nah dari situ munculnya. Itusalahsatuyatruskalomisalkanleititumemang di siniitutidakterbatasseelamamerekamampuselamamrekagiatuntukbertanibertambahterusbrtambah. Trusuntuklahansmuapastipunyalahanyagmembedakanantaramerekakuatatautidaknya yang tadi di bilangmerekapunyaanaksekolahkuatgasampega di jualkantidakhanyaiaratnyagaperlulahngejualsawahkalomasihadayg lain buatkerajinantangan, nyadapgulaarenpotnsiala di sinimasihbanyak. Jadiiaratnyabukanesenjangansosialperbedaankemauansendiri. Untukdisiniutukkesenjanganmayoritassamasihkalointinyapkoknyasamaberartiperbedaannyadarikemauannyasajakalokitasemuataniygmembedakannyakemauannyasajarajinnyaajakitapunyasatupetakewangnisamaudah ah males gamautanisetengahnya cape kalosayafulinbedakanhasilnyagitudoang, itutergantungkemauannyasendiriitulahadaperbahan-perubahasedikittergantungdarikemauanmasyarakatitumauapagarajinapagasamalah kaya belajarsekarangadayagseparuhikutadaygseparuhgaikutituterantungkemauannyasendirikaloygikutberartipnyapengalamanbarukalo yang gaikutga tau gitu.”
Aldi : “Penghasilannyakandarisayurandaridesasini, itutanahnyaitudaripunyasendiriataudariadat, trussistimnyaitusamasepertipadi,  padinyaitumisalnyadari pas panenadaterima 5 pocongsatunyaitu di taro di mana.”
Vilka : “Yang namanyainjukputuitupastiindukyakesini, yang menuakankesiipastikesini, adatanahwilayahadatadatanahpribadimasing-masing , kalo yang menggarapygadatyaharusngasihkalomilikpribadimaumangasihyaga papa itutergantungkebijakanmereka, yamerekapastigasihkarenamemangmenginduknyakesini, karenabukanuntukkekayaan di sinimemanguntukmereka-merekajuga di saatmrekanantiibaratkanpaceklik/kekuranganmerekakanbisamenjemdulukankeleitsijimat, ibaratkanleitsijimatinileitbersama.”
Aldi : “Sudah di jelaskanjugatetang penugsan2, dari tugas2 tersebutapakahadasemacamsepertigaji/ga (honor) misalkan.”
Uwa : “Di adatkalomenurut agama apakalokitamaumengeluarkaninfak/zakatkan 2,5%, kalo di adat 10%, misalkandapetpadi 100 sekalipanen, yg 10 nya di keluarkandisebutnyakokotor, jikamialandapt 10 iket 1 iketkeluar, nah untukapananti di kumpulkan di kokolotlmburuntukmenggaji orang2 itu (bengkong, paragi, dukunkecualibagiankenegaraangangambilhak nah dari situ.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Sebagai Pendekatan Pendidikan

BUDAYA DI BANTEN

Observasi banten lama