Filsafat Yunani Mengenai Alam
Filsafat Yunani Alam Dalam Memandang Alam
Pandangan
beberapa filsuf yunani mengenai alam di awali kebingungan serta keanehan mereka
atas alam dan terhadap dewa-dewa. Pada awalnya filsuf yunani memang memulai
suatu bidang ilmu filsafat berawal dari tentang
dewa-dewa, seperti zeus, thor, dan lain sebagainya. Bisa di katakana filsuf
alam di antaranya ialah Thales (630. S . M ), Anaximander, Anaximenes, para
penganut faham pythagoeranisme, plato, dan aristoteles. Namun ketiga tokoh nag
pertama merupakan tokoh filsuf alam lonia.
Yang menjadi
inti hakiki dari pertanyaan para filsuf alam ini yaitu, “ apakah yang merupakan substansi asli yang tidak berubah-ubah yang
mendasari semua perubahan dallam alam semesta yang kita kenal? “[1] orang-orang yunani duluterkesan akan sebuah
alam yang bebeas yang terlihat oleh kasap mata namun mereka hidup seakan-akan
layaknya sebagai manusia, filsuf tertua thales menganggap bahwa semua
keteraturan yang ada di alam substansi nya yaitu air, karna alam di anggap
seperti layaknya hewan , mempunyai jiwa. Namun Anaximander berpendapat bahwa
alam ini terbentuk atas dasar ketakterbatasan sehingga menghasilkan berbagai
alam yang tak terbatas pula.
Namun
Anaximanes beranggapan bahwa substansi yang bersifat menentukan yaitu udara.
Dia menganggap bahwa udara ada pada dirinya sendiri dan bergerak sehingga gerak
memnyebabkan perbedaan dan perpisahan dalam berbagai alam, sehingga pertanyaan
anaximenes berubah dari “ apa bahan
pembuatan alam” menjadi “ apa yang menyebabkan adanya sebuah perbedaan pada
substansi yang terdalam” sehingga menemukan jawaban bahwa pertanyaan anaximenes
munculnya teori perubahan, yaitu prinsip peregangan-perapatan. Sehingga para
filsuf alam lonia beranggapan bahwa, alam merupakan suatu keanekaragaman
setempat didalam kerangka materi prima yang sejenis” dan alam menunjukb kepada
sesuatu yang menyebabkan apa saja mengambil sikap serta keadaan seperti yang
dapat dalam kenyataan.
Lau plato dan
aristoteles, dimana Aristoteles meruppakan guru dari plato. Dalam peradaban sejarah,
mereka merupakan tokoh besar yang mendunia. Dalam memaknai alam plato sendiri
kurang lebihnya mengutarakan bahwa, alam terbentuk karna ada yang menciptakan,
danm di gambar kan dengan seseorang tukang kayu yang akan membikin sebuah
kursi. Plato di sini menyebut pencita alam yang tersusun yaitu demiurgos.
Istilah tersebut berasal dari bahasa yunani yang berrti “pekerja “ seseorang
yang menyeruopai tukang kayu. Namun menurut plato demiurgos menciptakan sesuatu
besifat kekal.
Lalu plato
memaparkan sebuah BENTUK-BENTUK, dimana segala sesuatu itu tak lepas dari
sebuah bentuk, kursi di bentuk berupa kursi maka akan menjadi kursi, karna ada
sifat bentuk di dalam kursi tersebut, seperti halnya demiurgos ini menciptakan
alam dengan bentuknya dan proporsinya masing-masing. Lalu di lanjutkan dengan
yang di sebut palto ruang, karna dunia ini tak hanya tercipta melalui
bentuk-bentuk semata, melainkan ada ruang. Menurut plato demirgos melakukan
penciptaan dengan memasukan bentuk-bentuk terhadap sesuatu yang sama namun tak
berbentuk, dimana boleh dikatakan ini yang mungkin di sebut ruang oleh plato,
ada namun tak Nampak. Yang pada intinya plato menganggap bahwa demiurgos
menciptakan alam melalui bentuk dan ruang.
Dalam
kaitannya dengan Aristoteles, dia tak membahas masalah penciptaan melainkan
memberikan gambaran apa yang di sebut kenyataan, maka Aritoteles menyebutnya
dngan ‘ substansi “ bagi aristoteles bentuk tak lepas dari sebuah materi, jika
plato menganggap meja merupakan materi yang terbentuk, maka aristoteles menganggap
bahwa bentuk di letakan terhadap materi, namun bisa di katakana, plato seorang
idealis dan aristoteles merupakan seorangmaterialis. Dapat dilihat, saya
memahaminya bahwa, kita membentuk meja melalui hasil karya pemikiran kita maka
terbentuk meja, ( plato) namun aristoteles, meja merupakan meja karna bentuk
yang di punyai meja tersebut.
Bentuk yang
ada pada segala sesuatu merupakan yang konkret yang tak bisa di ubah-ubah. Dan
deskripsi mengenai sesuatu barang yang bersangkutan harus sesuai apa yang kita
lihat. Bentuk meja secara sadar di
katakana meja karna terdapat bentuk yang sama secara bersamaan yang di punyai oleh meja. Tetapi perlu di
ingat bahwa bentuk takan ada tanpa materi. Maka materilah yang merupakan
perubahan segala sesuatu.
Bagi aristoteles
istilah “alam “ menunjuk kepada prinsip pertumbuhan, pengaturan dan gerak yang
terdapat dalam segala hal, jika ingin di katakan bersifat alami. Namun alam
kodrat merupakan semacam mahluk hidup yang serta merta ( spontaneous) yang
menjadi ciri khas alam kodrat bukan lah keadaan nya melainkan gerakan. Alam
kodrat senantiasa mengalami perubahan, pertumbuhan, dan pertumbuhan tersebut
terarah kepada suatu tujuan tertentu.
Dikutip dari :
O. Kattsoff, Louis. PENGANTAR
FILSAFAT. Tiara Wacan, Yoyakarta, 5 pebruari 1992
Komentar
Posting Komentar