konsep Dasar Teknologi Pendidikan



TUGAS MAKALAH
TEKNOLOGI DAN INFORMASI
KONSEP DASAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN









FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2015

Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang dibuat sebagai tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan judul, Konsep Dasar Teknologi Pendidikan.
Makalah ini disusun sesuai dengan indikator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu teman-teman dalam memahami Konsep Dasar Teknologi Pendidikan. Makalah ini akan mendeskripsikan beberapa hal, yaitu:
1.      Konsep dasar teknologi pendidikan
2.      Ruang lingkup teknologi pendidikan
3.      Tujuan teknologi pendidikan
4.      Teknologi pendidikan sebagai konsep dan praktik
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan teman-teman sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan makalah selanjutnya.


Serang, September 2015


DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang  mencakup penerapan proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah belajar manusia.
Ada 4 komponen dalam teknologi pendidikan, yaitu:
1.      Teori dan praktik
Teori terdiri dari konsep, bangun, prinsip dan proporsi yang memberi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan praktik merupakan penerapan pengetahuan dalam memecahkan masalah.
2.      Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
Peristilahan ini berhubungan dengan daerah basis pengetahuan maupun tugas yang dilakukan para pelaku dalam bidangnya masing-masing. Masing-masing peristilahan memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang kajian tersendiri.
3.      Proses, sumber dan sistem
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Sumber ialah hal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.
4.      Untuk belajar
Belajar adalah tujuan dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan belajar menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982)


BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan atau konsep dalam teknologi pendidikan
1.      Landasan filosofis
Dalam bidang pendidikan atau pembelajaran, teknologi juga harus memenuhi ketiga syarat tersebut: proses, produk, dan sistem. Kecuali membuktikan dirinya sebagai suatu bidang kajian atau disiplin keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan sebagai disiplin keilmuan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan patokan pembenaran. Secara falsafi, dasar keilmuan itu meliputi ontologi, atau rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain; epistemologi, yaitu usaha yang ditentukan; dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral (etika) dan nilai serta keindahan atau estetika.
Konsep model pendidikan teknologis secara filosofis mirip dengan  model pendidikan klasikal, yaitu bertumpu pada asumsi bahwa model pendidikan itu hendaknya merupakan suatu bentuk atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan. Dengan demikian maka dalam konteks masyarakat yang lebih luas, titik berat penekanannya ditujukan kepada dimensi-dimensi, kecenderungan-kecenderungan untuk timbulnya masyarakat teknologi.
Pendidikan teknologis memandang dunia sebagai suatu materi yang terikat oleh hokum-hukum sebab akibat. Setiap kemungkinan adanya kekuatan “ spiritual” yang tidak bisa dibuktikan tidak perlu dipertimbangkan, tidak perlu dipikirkan atau dianalisis segala kenyataan itu bersifat kuantitatif, ditentukan oleh lingkungan melalui pengetahuan ilmiah.
Pendidikan adalah modifikasi dari perilaku yang dicapai melalui aplikasi kondisi yang diperkuat,melalui peralatan teknologi. Isi pelajaran dan metodologi pengajaran ditetapkan dengan dukungan teknologi. Secara esensial mesin pengajaran menggantikan peranan guru, dan siswa berperan sebagai trainee yang mempelajari semua data serta ketrampilan yang berguna bagi atau kedudukannya dibidang teknologi dimasa yang akan dating. Bantuan- bantuan teknologis kepada manusia, memungkinkan manusia memahami tumbuhnya masyarakat teknologis yang sangat kompleks. Teknologi dipandang sebagai suatu alat atau sarana yang bebas nilai, bisa dipakai untuk kesejahteraan, atau sebaliknya bisa juga dipergunakan untuk kebinasaan.
Kurikulum teknologis berorientasi ke masa depan, yang memandang teknologi sebagai dunia yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu, dalam pendidikan lebih mengutamakan penampilan perilaku lahiriah atau eksternal, dengan penerapan praktis hasil penemuan-penemuan ilmiah yang secara karakteristik menuju kearah komputerisasi progam pengajaran yang ideal, sesuai dengan prinsip-prinsip cybernetics. Dengan demikian model pendidikan teknologis akan lebih efisien ketimbang model pendidikan guru siswa yang klasikal. Kurikulum model teknologis memandang pendidikan sebagian besar sebagai penyampai informasi ketimbang sebagai pewaris kebudayaan pada masa lampau.
Dalam proses belajar-mengajar, model pendidikan teknologis lebih menitikberatkan kemampuan siswa secara individual di mana materi pelajaran disusun ketingkat kesiapan sehingga siswa mampu mempertunjukkan perilaku tertentu yang diharapkan. Dalam model ini  guru berdiri dibelakang layar sepanjang mesin pengajaran bisa berbuat banyak, efisien, dan akurat dalam menangani pelbagai tugas yang kompleks.
Manfaatnya yang sangat besar dari model kurikulum teknologis ini adalah, materi pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam pelbagai bentuk multimedia. Para siswa menerima pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis, serta lebih impresif.

2.      Landasan sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga pada makhluk hidup lainnya, yaitu hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari pengelompokan hewan. Kehidupan social manusia tersebut dipelajari oleh, yang berusaha mencari hakikat masyarakat yang sebenarnya. Filsafati social sering membedakan antar manusia sebagai individu dan masyarakat.
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian tentang perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses social dan pola-pola interaksi social didalam system pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
a)      Hubungan system pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
     Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
     Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
     Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
     Hubungan pendidikan dengan kelas sosial dan sistem status
     Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b)      Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
     Sifat kebudayaan sekolah, khususnya yang berbeda dengan kebudayaan diluar sekolah.
     Pola interaksi sosial atau stuktur masyarakat sekolah.
c)      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya yang mempelajari:
     Peranan sosial guru
     Sifat kepribadian guru
     Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa
     Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak
d)      Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar sekolah dengan kelompok social lain didalam komunitasnya, yang mempelajari:
     Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah:
     Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada system social komunitas kaum tidak terpelajar
     Hubungan antar sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
     Factor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sosial.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial untuk memahami system pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.

Pesatnya penggunaan teknologi di dalam pendidikain pada tahun 1950-an sesungguhnya merupakan akibat munculnya dua faktor yaitu; timbulnya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuaan sebagai cara untuk  memperbiki mutu kehidupan, dan  terjadi ledakan penduduk usia sekolah. Tantangan tersebut segera memperoleh jawaban dari dunia perekonomian dengan menciptakan pelbagai perangkat keras sebagai bantuan teknologis yang dirancang untuk tujuan pengajaran yang lebih efektif serta ekonomis. Dalam proses tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab akibat teknologi pengajaran adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare.yang artinya “memberitahukan”, “berpartisipasi”, atau “menjadi milik bersama”. Bila dirumuskan lebih luas, komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, berita, pesan, pengetahuan, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama antara penyampai pesan sebagai komunikator ddan penerima pesan sebagai komunikan.
Dengan demikian proses belajar-mengajar dilihat dari sudut pandang komunikasi tidak lain adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, makna, konsep, dan data yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh penerima pesan atau komunikan. Guru sebagai komunikator menyampaikan pelajaran sebagai pesan kepada siswa-siswa sebagai komunikan. Selama komunikasi itu berjalan, terjadilah proses psikologis dimana terjadi kegiatan saling mempengaruhi di antara komunikator dan komunikan, inilah yang lazim disebut interaksi.
Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol perananya bagi teknologi pendidikan adalah media. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi teknologi pendidikan.
Wilbur schramm menjabarkan pengertian umum komunikasi kedalam tiga kategori pokok dengan beberapa istilah khasnya yaitu:
1)         Encorder , yaitu komunikator, guru yang mempunyai  informasi  tertentu dan benar , mampu mengirimkan informasi tersebut secara tepat pada kecepatan optimal , dan sampai kepada penerima informasi yaitu para siswanya.
2)         Sign/signal, yaitu pesan, berita atau pernyataan tertentu yang ditunjukkan kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan itu dapat dilukioskan dalam bentuk gerak  tangan, mimik, kata-kata lisan, atau tulisan, rumusan, gambar, foto, grafik, peta, diagram, dan lain-lain.
3)         Decoder , yaitu komunikan yang dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami isi pesan yang diterimanya.

Ada beberapa prinsip yang memegang peran penting untuk menjadikan proses komunikasi lebih efektif sehingga tujuan komunikasi bisa dicapai, yaitu antara lain:
         Makna di dalam proses komunikasi, bukan  merupakan suatu rati yang terletak di dalam pesan, melainkan berada di luar pesan itu sebagai suatu yang bersifat eksternal. Makna berada di dalam diri orang atau subjek, merupakan respon yang tampak atau tertutup.
         Gangguan(noise), didalam komunikasi merupakan  salah satu unsure yang dapat menghambat keefektifan komunikasi. Gangguan di dalam komunikasi tidak hanya merupakan hal-hal yang biasa mengganggu mutu signal saja, tetapi juga meliputi berbagai sumber komunikasi sendiri, dapat juga berasal dari pesan yang disampaikan, atau berasal dari saluran yang dipergunakan, juga bisa berasal dari penerima pesan komunikasi.
         Peranan empati dalam proses komunikasi. Setiap komunikatir mempunyai gambaran mengenai penerimaan pesan-pesan oleh komunikasi, ia mengantisipasi segala respon yang mungkin dilakukan oleh komunikan. Dalam kegiatan pengajaran, guru mempunyai harapan-harapan mengenai respon siswanya terhadap pesan, informasi atau mata pelajaran yang akan di sajikan.
         Konsep diri dalam komunikasi. Setiap orang memiliki persepsi mengenai apa yang menarik dan tidak bagi dirinya, kemampuan intelektualnya, kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain. Dan sebagainya.
         Umpan balik dalam proses kemunikasi. Komunikasi tidak cukup hanya ditandai oleh adanya ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima pesan, tetapi harus ditandai oleh adanya ketergantungan interaktif diantara keduanya.

3.      Landasan psikologis
Tujuaan pendidikan, termasuk pengajaran, pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut merupakan akibat dari perubahan belajar, bukan sebagai akibat kematangan.
Ciri tingkah laku yang diperoleh dari hasil belajar adalah:
        Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan actual dan potensial.
        Kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama.
        Kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha.

Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Oleh sebab itu, teknologi pengajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran didasarkan atas psikologi. Diantara cabang-cabang psikologi yang paling erat kaitannya dengan teknologi pengajaran adalah psikologi belajar.
Pada ahir abad ke- 19 ada dua  aliran spikologi belajar yang sangat menonjol, yakni aliran behavioristik dan aliran kognitif atau teori komprehenshif. Ke dua aliran tersebut besar sekali pengaruhnya terhadap teori pengajaran. Bahkan bisa dikatakan hamper semua teori pengajaran yang dilaksanakan saat ini dihasilkan dari ke dua aliran spikologi belajar di atas.
Ada tiga teori belajar aliran behavioristik yang penting yang paling terkenal, yakni:
        Teori koneksionosme, mengemukakan bahwa proses belajar pada manusia tidak berbeda dengan pada dengan hewan.belajar adalah pembentukan asosiasi atau koneksi antara kesan- kesan panca indra dengan kecerendunga untuk bertindak.
        Teori kondisioning klasikal, berpendapat bahwa tingkah laku du bentuk melelui peraturan dan manipulasi stimulus dalam lingkungan. proses pembentukan tingkah laku tersebut disebut proses pengondisian. Dalam teori ini tekanan utamanya terdapat pada pengaturan stimulus, sedangkan dalam teori koneksionisme tekanan utamanya ada pada pengaturan respons.
        Teori kondisioning operan dari skinner sebenarnya merupakan kombinasi dari kedua teori di atas, terutama sekali dari teori Pavlov dan waton. Perbedaanya, skinner membedakan dua macam respons, yakni respondent response (reflekxive) operant response (instrumental response). Respondent response adalah respons yang secara alami timbul karena rangsangan yang sesuai dengan stimulus tersebut (eliciting stimulus), sedangkan operant response adalah respons yang timbul dan perkembangannya diikuti oleh stimulus tertentu yang dapat memperkuat terjadinya respons(reinforcing stimulus). Konsep ini pada dasarnya sama dengan hukum penguatan dari thorndike.

Berdasarkan konsep ini maka dikembangkan sistem pengajaran yang dikenal  dengan istilah modifikasi tingkah laku dengan element utama hadiah dan hukuman. Prosedur yang ditempuh adalah :
a)         Menentukan jenis tingkah laku yang dikehendaki.
b)         Menganalisis komponen tingkah laku yang mendasari tingkah laku yang dikehendaki.
c)         Mengidentifikasi hadiah (reinforcer) yang sesuai untuk setiap komponen.
d)         Melaksanakan pembentukan tingkah laku sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
Teori belajar kognitif atau komprehensif sesungguhnya bertolak belakang dari hasil penelitian Wofgang Kohler dengan simpasenya. Menurut teori ini manusia pada hakikatnya adalah organisme yang aktif. Tingkah laku individu merupakan fungsi dari organisme dan lingkungannya. Kesatuan antara kemampuan organism dan lingkungan merupakan inti dari teori ini.oleh sebab itu, ciri utama teori ini adalah;
a)      Mengutamakan kemampuan individu.
b)      Mengutamakan keseluruhan dari pada bagian-bagian.
c)      Pentingnya peranan kognisi manusia.
d)      Mementingkan keseimbangan dalam diri individu.
e)      Pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah.
Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses belajar-mengajar dan memandang tiap metode mangajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu”science”.
Teknologi pendidikan dan pengajaran tidak bisa melepaskan diri dari kaidah dan hukum-hukum tantang terjadinya perubahan tingkah laku individu. Teknologi pengajaran diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-teori belajar. Teori pengajaran berusaha mencari jawaban atas bagaimana membantu siswa agar siswa berubah tingkah lakunya, sedangkan teori belajar berusaha mencari jawaban atas mengapa terjadinya perubahan tingakah laku individu.
4.      Landasan Religius

a.      Al-Qur’an

          Al-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hokum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama) berbicara tentang keimanan dan pembelajaran, yaitu



1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat ini mengandung perintah membaca, yaitu membaca teks secara verbal dan non verbal. Juga perintah untuk menulis dengan perantaraan Qalam atau pena. Ini jelas menunjukkan perintah untuk mengadakan pembelajaran. Karena membaca dan menulis merupakan wahana pelestari dan pengembang ilmu pengetahuan. Dengan membaca maka orang bisa mengenal semuanya, termasuk mengenal dirinya sendiri. Tentu saja membaca disini tidak hanya pada hal-hal yang verbal saja, tetapi juga yang non verbal, yaitu dunia dan seisinya ini.

Landasan Al-Qur’an yang kedua adalah Surat An-Nahl ayat 125



“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.



Ayat ini berbicara tentang beberapa metode pembelajaran. Disini ada tiga contoh metode, yaitu hikmah (kebijaksanaan), maui’idhah hasanah (naasihat yang baik), dan mujadalah (dialog dan debat)



b.       Hadits Nabi atau As-Sunnah

ﺣﺪ ﺛﻧﺎ ﻣﺣﻣﺪ ﺑﻦ ﻳﻮ ﺴﻒ ﻗﺎﻞ : ﺃﺨﺑﺮﻧﺎ ﺴﻔﻳﺎ ﻋﻦ ﺍﻷﻋﻤﺶ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﺍﺋﻞ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻤﺴﻌﻭﺩ ﻗﺎﻞ ׃ ﻜﺎ ﺍﻠﻨﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻴﺗﺨﻭ ﻠﻨﺎ ﺑﺎﻠﻤﻭ ﻋﻆﺔ ﻓﻰ ﺍﻷ ﻴﺎﻢ ﻛﺮﺍ ﻫﺔ ﺍﻠﺴﺎ ﻣﺔ ﻋﻠﻴﻧﺎ ﴿ ﺮﻭﺍﻩﺍﻠﺑﺨﺎﺮﻯ

Artinya: “Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wa’il, dari Ibnu Mas’ud yang mengatakan: “Bahwa NAbi SAW selalu mengatur waktu ketika memberi nasehat-nasehat kepada kita dalam beberapa hari karena khawatir kita menjadi bosan”. (HR. Bukhari).



Maksudnya, dalam memberi nasehat-nasehat kepada para sahabatnya, Rasulullah sangat berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak membosankan.

Hadits ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.

B.     Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Dalam perkembangannya teknologi atau teknologi pembelajaran berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri. Hal tersebut dilandasi oleh dasar falsafi yang meliputi: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Beberapa hal yang menjadi dasar ontologi teknologi pembelajaran sebagaimana ditulis oleh Yusufhadi Miarso adalah sebagai berikut:
a.      Belum meratanya kesempatan belajar bagi sebagian besar warga negara
b.     Adanya atau tersedianya  sumber yang kurang dimaksimalkan untuk kegiatan pembelajaran.
c.      Perlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang.
d.     Perlu adanya pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien dan selaras.

           Yusufhadi Miarso juga menulis asas epistemologi teknologi pendidikan sebagai usaha untuk menciptakan hasil belajar yang lebih baik melalui beberapa pendekatan berikut:
a.      Pendekatan isomeristik, yaitu usaha menggabungkan berbagi kajian atau bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manejmen, rekayasa teknik, dsb) kedalam kebulatan tersendiri.
b.     Pendekatan sistemik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan
c.      Pendekatan sinergistik, adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan tersebut dibandingan dengan kegiatan yang dilakukan sendiri-sendiri.
d.     Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh.

Disamping itu, kegunaan teknologi pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan pendidikan manusia seperti, terjangkaunya warga belajar ditempat yang jauh dan terasing dan adanya kemudahan akses pendidikan dengan bantuan teknologi menjadi dasar dan landasan aksiologis pentingnya teknologi pendidikan bagi keberlangsungan pendidikan bagi umat manusia.
Sedangkan beberapa tujuan teknologi pembelajaran secara umum diantaranya adalah: untuk memecahkan masalah belajar, untuk meningkatkan kinerja pembelajaran.
Mengingat dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan teknologi pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis teknologi pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih teknologi, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama teknologi pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik sebagaimana dikutip oleh Azhar mengemukakan bahwa pemakaian teknologi pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, tujuan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat teknologi yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat teknologi dalam pembelajaran yaitu: Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Efisiensi dalam waktu dan tenaga, Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Teknologi memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, Teknologi dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

C.    Tujuan Teknologi Pendidikan

1.       Untuk memecahkan masalah belajar
Selama ini belajar adalah sebuah masalah bagi guru dan murid. Banyak murid yang tidak bisa konsentrasi dalam belajar, sehingga ilmu yang di sampaikan oleh guru tidak dapat dicerna oleh murid. Di lain sisi, ada guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar. Sehingga ilmu pengetahuan yang ada pada guru tidak bisa tersampaikan dengan baik kepada murid. Dari problem tersebut, maka di harapkan dengan adanya teknologi pendidikan bisa menjawab masalah tersebut.
2.       Untuk meningkatkan kinerja pembelajaran.
Guru mengajar dengan menggunakan kapur memang masih bisa memberikan pemahaman kepada murid. Tapi jika di bandingkan guru menerangkan dengan  teknologi LCD Proyektor akan lebih efektif. Sebab, akan banyak pesan multimedia dan visual yang memberikan ilmu pengetahuan dan mudah di cerna oleh murid.
Hal tersebut yang bisa dijadikan sebagai maksud tujuan teknologi pendidikan sebagai meningkatkan kinerja pembelajaran.
D.    Teknologi Pendidikan Sebagai Konsep dan Praktik
Pengertian Konsep Menurut kamus besar bahasa Indonesia konsep adalah rancangan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran maka dapat didefinisikan pengaturan program belajar yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dapat memilih bahan dan kemajuan belajar (Miarso,2007.250)

Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolosi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus memiliki daya saing global. Macam macam teknologi pendidikan menurut davies (1972) ada 3, yaitu:

1.      Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras, seperti LCD, computer dan alat alat elektronik lainnya. Teknologi tersebut dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar.

2.      Teknologi pendidikan dua yaitu mengacu pada perangkat lunak, yaitu menekankan pentingnya batuan kepada pengajar. Jadi teknologi tersebut menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau yang memperbaharui yang sekarang.


3.      Teknologi pendidikan tiga yaitu: kombinasi antara dua teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam hal ini berorientasi utamanya yaitu kearah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat yang ada disekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah. Bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan yang solid diantara mereka.



BAB III

A.    KESIMPULAN
Teknologi kini menjadi penunjang disegala bidang kehidupan. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Teknologi membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah. Dan dapat kita simpulkan bahwa konsep teknologi pendidikan selalu mengalami perubahan, bukan karena ketidak-konsistenan, melainkan harus selalu mengikuti perkembangan zaman, agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal dan diharapkan akan menciptakan kemajuan dibidang pendidikan.
B.     SARAN
Pendidikan dan teknologi akan selalu berdampingan, karena tuntutan zaman yang akan terus mengarah pada kemajuan. Oleh karena itu, para guru dan murid sebagai pelaku pedidikan harus mengoptimalkan kemampuan dibidang teknologi untuk mempersiapkan diri demi pendidikan yang bermutu.


DAFTAR PUSTAKA
Ishak Abdullah, Deni Darwawan. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
http://fujianto21-chikafe.blogspot.com/2015/01/contoh-penulisan-daftar-pustaka.html#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Sebagai Pendekatan Pendidikan

BUDAYA DI BANTEN

Observasi banten lama