Gender Dan Sex
“GENDER DAN SEX”
Nama : M hamzah mawalidi
Nim : 2290150033
Jurusan : pendidikan sosiologi
Bismillahirrahmanirohim
Apa
yang di maksud gender? lalu apa yangdi maksud dengan sex sendiri? Apakah sama
atau tidak sama?
GENDER
Gender
itu berasal dari bahasa latin “GENUS” yang berarti jenis atau tipe. Gender
adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang
dibentuk secara sosial maupun budaya. Kalau begitu antara gender dengan
seks sama dong ? Pertanyaan itu sering muncul dari pengertian kata asli dari
genus atau gender itu sendiri.
Hikayat
Pembagian Peran
Menurut
Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri adalah perilaku atau
pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau
dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula..
Dalam
buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan
dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki
dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan
sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada
perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat
tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain
(Mansour Fakih 1999: 8-9).
Dalam kamus bahasa inggris yang ditulis oleh (John M.
Echols dan Hasan Sadhily 1983).
Kata “Gender” berasal dari bahasa inggris yang
berarti jenis kelamin, dan secara umum pengertian gender adalah perbedaan yang
tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah
laku.
Dalam Women Studies ensiklopedia dijelaskan bahwa
Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal
peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul
Seks And Gender . Gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan, misalnya perempuan dikenal dengan lemah lembut,
cantik, emosional dan keibuan.
Sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan,
rasional, tetapi ciri-ciri dan sifat itu bisa saling dipertukarkan, misalnya
laki-laki lemah lembut ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa, perubahan
dan ciri-ciri tersebut dapat terjadi dari tempat ke tempat yang lain.
2).
Gender Dalam Islam
Gender dalam konsep Islam berpedoman dalam ayat Al-qur’an
yang berbunyi “Sesungguhnya segala sesuatu kami diciptakan dengan Qadar”
(Qs. Al-Qamar:49). Menurut para pemikir Islam mengartikan Qadar disini dengan
ukuran-ukuran dan sifat-sifat yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT bagi segala
sesuatu dan itu dinamakan kudrat, jadi laki-laki dan perempuan sebagai individu
dan jenis kelamin memiliki kudratnya masing-masing.
SEX
Istilah
“seks” secara etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” kemudian
diturunkan menjadi bahasa Perancis Kuno “sexe”. Istilah ini merupakan
teks bahasa Inggris pertengahan yang bisa dilacak pada periode 1150-1500 M.
Seks secara leksikal (makna dasar)
bisa berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective),
maupun kata kerja transitif (verb of transitive):Secara terminologis
seks adalah nafsu syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya
disebut dengan insting/ naluri yang dimiliki oleh setiap manusia,
baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna
meneruskan kelanjutan keturunan manusia.
•
Seks: Penamaan fungsi biologis (alat kelamin dan fungsi reproduksi) tanpa ada
judgemental atau hubungannya dengan norma. Contoh: Penis dan vagina.
• Seksual : Aktifitas seks yang juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik.
• Seksualitas: Aspek – aspek terhadap kehidupan manusia terkait faktor biologis, sosial, politik dan budaya, terkait dengan seks dan aktifitas seksual yang mempengaruhi individu dalam masyarakat.
• Seksual : Aktifitas seks yang juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik.
• Seksualitas: Aspek – aspek terhadap kehidupan manusia terkait faktor biologis, sosial, politik dan budaya, terkait dengan seks dan aktifitas seksual yang mempengaruhi individu dalam masyarakat.
beberapa
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual:
a. Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.
b. Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan perilaku seksual
c. Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya
d. Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolahnya
e. Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat.
a. Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.
b. Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan perilaku seksual
c. Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya
d. Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolahnya
e. Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat.
PERBEDAAN
SEX DAN GENDER
Kedua istilah tersebut (sex dan
gender) itu berbeda pengertiannya. Jika kita berbicara mengenai istilah ‘sex’
berarti kita berbicara pria ataupun wanita yang pembedaannya berdasar pada
jenis kelamin. Dalam kata lain, sex merujuk pada pembedaan antara pria dan
wanita berdasar pada jenis kelamin yang ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh
dan genetiknya. Perbedaan seperti ini lebih sering disebut sebagai perbedaan
secara biologis atau bersifat kodrati, dalam artian sudah melekat pada
masing-masing individu semenjak lahir.
Karena itu manusia yang mempunyai
kumis, jenggot, jakun, dan bentuk anatomi tubuh lain serta gen yang tidak
dimiliki wanita, adalah seorang pria. Sebaliknya, manusia yang tidak mempunyai
kumis, jenggot, jakun, tetapi mempunyai rahim, sel telur, dan bentuk anatomi
serta gen yang tidak dimiliki pria, maka ia adalah seorang wanita.
Anatomi tubuh dan faktor gen
tersebut bersifat kodrati karena bersumber langsung dari Tuhan. Karena hal-hal
tersebut berasal dari Tuhan, maka apa yang membedakan pria dan wanita secara
biologis tersebut tidak dapat dipertukarkan, seperti rahim yang tiba-tiba
dimiliki pria, atau wanita bisa berjakun, dan sebagainya. Secara kodrati,
bentuk anatomi tubuh pria dan wanita berbeda. Pria berbentuk seperti itu dan
wanita seperti ini. Hal tersebut tidak dapat dipertukarkan. Karena pembedaan
ini bersifat kodrati, maka keberlakuan dari pembedaan ini pun tidak mengenal
batas waktu, tidak mengenal pembedaan kelas masyarakat, dan berlaku di mana
saja. Dampak dari hal ini adalah terciptanya nilai-nilai seperti kesempurnaan,
kenikmatan, kedamaian, dan sebagainya sehingga menguntungkan pria dan wanita.
Lantas bagaimana dengan gender?
Ada suatu kalimat yang sangat
familiar ketika kita masih duduk di Sekolah Dasar. Kalimat itu berbunyi: Bapak
ke kantor dan Ibu ke pasar. Mungkin di benak kita muncul pertanyaan: bisakah
Ibu yang pergi ke kantor dan Bapak yang pergi ke pasar? Dalam pembahasan
gender, pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan : “Ya, tentu bisa!” Dan
fenomena itu pun sudah sangat banyak sekali kita temui di jaman yang sekarang
ini.
Pengertian gender juga masih
berkutat antara pria dan wanita. Berbeda dengan ‘sex’, dalam gender perbedaan
antara pria dan wanita lebih diciptakan oleh konstruksi lingkungan atau sosial
yang ada. Pembahasan gender lebih menekankan pada karakteristik seperti
perilaku, sikap, dan peran yang menempel atau ada pada pria dan wanita yang
berasal dari konstruksi sosial. Karena itu, karakteristik tersebut (perilaku,
sikap, dan peran) dapat dipertukarkan. Dalam hal ini, pria dapat berperan
selayaknya pria namun juga bisa berperan sebagai wanita (menjalani nilai-nilai
feminin: memasak, menjahit, menjaga anak, dan sebagainya). Sedangkan wanita
juga dapat berperan sebagaimana seorang wanita, namun sudah banyak sekarang
wanita yang menggeluti peran pria juga (menjalani nilai-nilai maskulin: menarik
becak, bekerja di kantor sebagai wanita karir, supir Busway, dan sebagainya).
Oleh karena itu, karena gender
tercipta dari konstruksi sosial, maka gender bersumber dari manusia atau
masyarakat. Apa yang menjadi perbedaan antara pria dan wanita seperti harkat
dan martabatnya dapat saling dipertukarkan. Pembedaan manusia seperti ini
berdampak pada terciptanya norma-norma tentang ‘pantas’ dan ‘tidak pantas’
sehingga sering merugikan salah satu pihak yang mana kebetulan adalah wanita.
Sebagai contoh yaitu, wanita tidak pantas menarik becak ataupun menjadi supir
Busway. Wanita lebih pantas di rumah, memasak dan mengurus anak. Begitu pula
dengan pria yang tidak pantas ke pasar dan mencuci piring di rumah. Pria lebih
pantas berada di lapangan, bekerja, mencari nafkah, dan sebagainya. Namun,
fenomena tersebut sudah semakin bergeser karena karakteristik pria dan wanita
dalam gender dapat berubah, bersifat musiman.
Itulah perbedaan antara sex dan
gender yang mungkin masih di permukaan. Hal tersebut penting untuk diketahui
untuk memahami lebih lanjut mengenai fenomena-fenomena sosial yang semakin
dinamis terkait dengan gender.
KESIMPULAN
ü Sex dan gender bisa di lhat dari segi
psikologisnya yang mana di ciptakan oleh masyarakat yang di sekitarnya sehingga
menunjukan identitasnya dan peran masing-masing,sehingga ada pembedaan anatara
laki-laki dan perempuan,dilihat dari peranya masing-masing.
Sekian,terimakasih.
Komentar
Posting Komentar