T.I.K Sebagai Media Pembelajaran
TIK SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai
lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan
memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah
institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut.
Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan
adalah hadirnya teknologi informasi (TI).
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi
bagi aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi
telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan di berbagai sektor kehidupan dimana
memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada
struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan
dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber
daya manusia.
Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran
yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan
kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke
fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi
seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi
antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.
Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan
yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk
teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar
informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
B. Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka muncul
masalah bagaimana peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran.
C. Tujun
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui
peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
A. Teknologi Dan Hubungannya Dengan
Metodologi Pembelajaran
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai
sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun
sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena
teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide,
prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan
lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan
dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis.
Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat
dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk
dan proses. Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena
sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya.
Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini
teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan,
menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek
belajar manusia.
Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi
pendidikan dari adanya permasalahan dalam pendidikan.Permasalahan pendidikan
yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu / kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan
serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan
melalui pendekatan teknologipendidikan.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan
sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu :
1. Pendekatan System
Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan
menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan
langkah-langkah procedural yang meliputi : identifikasi masalah, analisis
keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode,
penetapan media evaluasi pembelajaran.
2. Berorientasi pada
mahasiswa
Prinsip berorientasi pada mahasiswa beratri bahwa
dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan
memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari mahasiswa.
3. Pemanfaatan sumber
belajar
Sumber belajar berarti dalam pembelajaran mahasiswa
hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan
adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidiakan adalah bagaimana mahasiswa
dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi,
serta menggunakan segala macam sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan
masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan
sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari
teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi
pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktek
dalam hal desain, pengembangan.
B. Pengembangan Teknologi
Sebagai Bahan Ajar
Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan
atas dasar :
1. Pokok-pokok
bahasan yang paling essensial dan representatif untuk dijadikan
objek belajar bagi pencapaian tujuan pendidikan.
2. Pokok
bahasan, konsep, serta prinsip atau mode of inquery sebagai objek
belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki
hubungan untuk berkembang, mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan,
dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak terencana.
Atas dasar landasan pemikiran tersebut, maka ruang
lingkup kajian pendidikan teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai
berikut :
1. Pilar teknologi,
yaitu aspek-aspek yang diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi
yang merupakan bahan ajar tentang materi/bahan, energi, dan informasi.
2. Domain teknologi,
yaitu suatu fokus bahan kajian yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
bahan pelajaran yang terdiri atas :
a. Teknologi dan
masyarakat (berintikan teknologi untuk kehidupan sehari-hari,industri,profesi,
dan lingkungan hidup).
b. Produk teknologi dan
sistem (berintikan bahan,energi, dan sistem),dan
c. Perancangan dan
pembuatan karya teknologi (berintikan gambar dan perancangan, pembuatan dan
kaji ulang perancangan).
3. Area teknologi, yaitu
batas kawasan teknologi dalam program pendidikan teknologi, hal ini antara lain
teknologi produksi, teknologi komunikasi, teknologi energi, dan bioteknologi
C. Peran Teknologi Informasi Dalam
Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus
dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan : (1) bagaimana kita
belajar (how people learn); (2) apa yang kita pelajari (what people
learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and when people
learn). Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi
TI yang bisa dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI
dalam moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.
Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model
pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi
tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning
dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media
elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit, audio / video
tape, TV interaktif, dan CD ROM. Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning
telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan
memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini
sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti
termaktub dalam Pasal 4 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
Secara umum, peranan e-learning dalam proses
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi.
Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka
masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang
yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat
ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi
pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran
konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan
jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning
dapat masuk memainkan peran.
D. Fungsi Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki
tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : (1)
Teknologi berfungsi sebagai alat, dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat
bantu bagi pengguna atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam
mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat
program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan
dan sebagainya. (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini
teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa.
Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan
tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam
pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK
sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3)
Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus
sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam
hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing
secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai
kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang
berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk
menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi
pendidikan yaitu dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan
mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi
informasi itu sendiri (radio, televisi, computer ) . (2) Mengembangkan
teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu
sendiri (Wireless Network connection, LAN ). (3) Pengembangan warga institusi
pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat
terdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks
yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang
tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan
Gallupe (2003:87) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu : memperbaiki
competitive positioning; meningkatkan brand image; meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran; meningkatkan kepuasan siswa; meningkatkan
pendapatan; memperluas basis siswa; meningkatkan kualitas pelayanan; mengurangi
biaya operasi; dan mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak
mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang
berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang
semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka
disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu
lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.
E. Faktor-Faktor Pendukung
Teknologi Informasi Dalam Pendidikan
Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari
e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat,
teratur, akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka
ada beberapa factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
1. Infrastruktur
Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi
informasi dapat berkembang dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang
memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi.
2. Sumber Daya Manusia
Faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang
menguasai teknologi tinggi.
3. Kebijakan
Faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala
makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka
panjang.
4. Finansial
Faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari
bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi.
5. Konten dan Aplikasi
Faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi
yang disampaikan pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan
aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa
mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses
oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun
pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan
mendatang akan lebih ditentukan informasi interaktif, seperti CD-ROM
Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan
adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat
ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat
nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu
sudah dapat dilakukan.
F. Masalah Dan Hambatan Dalam
Penggunaan Teknologi Informasi
Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi
ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat,
kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran
informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap
informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika
siswa juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah
firewall terkuat dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna.
Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses; akses yang tidak merata. Hal
ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital divide) semakin lebar
antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan siswa
atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas.
Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses (akses
yang tidak merata). Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital
divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya
yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas.
Selain keuntungan yang dapat diperoleh, penggunana
teknologi informasi di beberapa perpustakaan dapat menimbulkan masalah seperti:
1. Penggunaan komputer
yang bertujuan untuk memperingan dan mempercepat pekerjaan, di sisi lain bisa
menimbulkan pengangguran, karena beban pekerjaan semakin berkurang dengan
adanya komputer.
2. Adanya kemungkinan
penyalahgunaan data untuk kepentingan pribadi. Kemudahan pengelolaan informasi
dalam bentuk pangkalan data memberi peluang untuk memindahkan data yang tadinya
milik pribadi atau rahasia dapat diakses oleh orang lain.
3. Perlindungan terhadap
hak cipta seseorang sulit diwujudkan. Sebuah karya atau kumpulan data dapat
dengan mudah dikopi dan dimiliki oleh orang lain tanpa seizin pemilik informasi
tersebut. Terlebih jika tujuannya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi.
4. Ketergantungan
pada komputer menimbulkan kelemahan bila listrik mati atau komputer terserang
virus, maka data tidak dapat diakses.
5. Ketidakmampuan
sumber daya manusia dalam menguasai teknologi dapat menimbulkan kendala dan
memunculkan anggapan bahwa teknologi justru menghambat pekerjaan.
Tentu tidak tiap perpustakaan harus memiliki komputer
atau menerapkan teknologi informasi dalam pengelolaannya. Semua tergantung pada
kemampuan perpustakaan itu sendiri dalam mengembangkan sistem pengelolaan
informasinya. Pengelolaan secara tradisional masih dimungkinkan bila sumber
daya manusia atau dana belum mencukupi untuk menunjang penerapan teknologi
informasi. Pada intinya besar tidaknya perpustakaan bukan diukur dari peralatan
yang dimiliki, melainkan dari kandungan informasi yang dimiliki dan bagaimana
pengelolaannya sehingga memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi sekecil
dan dalam bentuk apapun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan
dengan menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan
pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai. Upaya pemecahan
permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas
pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan
penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan
sebagai media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut.
B. Saran
Teknologi informasi merupakan salah satu media yang
efektif dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam penggunaanya harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran karena sering terjadi penyalahgunaan dalam
penggunaan teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Edy. (2008). Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
Komentar
Posting Komentar