analisis visi misi UNTIRTA



Nama                                       : Mochamad hamzah mawalidi
Nim                                         : 2290150033
Prodi /Semester                       : Pendidikan Sosiologi / tiga ( 3 )
Mata Kuliah                            : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu                    : Reksa, M.Pd.


Tugas Filsafat pendidikan
Dari segi pengertian filsafat pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi- potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidup. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis. Guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam mengenai masalah-masalah pendidikan.

Visi dan Misi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ( UNTIRTA )
Visi ;
Terwujudnya universitar terbaik yang memiliki kemandirian, kekreativan, inovasi, unggul, dan kompetetif dalam bidang pendidikan, penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Serat maju, bermutu dan berkarakter dalam kebersamaan.
Misi ;
A.    Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan kualitas terbaik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan yang akan datang.
B.     Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan berbagai program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
C.     Membangun dan mengembangkan jaringan kerja ( networking ) untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dan kerjasama.
D.    Membangun dan mengembangkan sistem management mutu menuju efisiensi dan profesionalitas.
E.     Mengembangkan sistem teknologi informasi (STI) yang dapat memacu terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, inovatif, dan kompetetif.
F.      Meningkatkan tanggung jawab sosial Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bersama pemerintah daerah membawa modernisasi dan memelihara nilai luhur ( Banten )

Apa yang saya harapkan?
            Dalam hal pendidikan pengaharapan selalu ada, bahkan di setiap detiknya pengharapan selalu terlintas dalam benak manusia. Kesadaran yang menjadikan manusia mampu untuk mengharap penuh akan apa yang telah ia lakukan dan yang akan di lakukan selanjutnya. Ketika dalam menjalani sebuah pendidikan harapan yang kian membesar akan kesuksesan, ilmu yang berkecukupan, dan pengalaman yang akan diraih untuk mampu membawa kepada pengabdian masyarakat dan menjalin suatu hubungan antara masyarakat dan lembaga untuk menghadapi masa yang serba pengetahuan. Dimana pengetahuan mampu membawa kearah yang lebih baik, dari segi moral maupun fisik yang dirasa, di lihat dan di harapkan.
            Tentu saja melihat dari visi misi UNTIRTA yang mana lebaga yang saya duduki sekarang terlihat begitu menggairahkan dalam artian mampu membawa sebuah pengaharapan baru untuk menuju kea rah yang maju dan lebih baik  lagi, akan tetapi kadang apa yang diharapkan adakalanya tak sesuai, akan tetapi tidak lepas dari sebuah perjuangan untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan. Disisi lain Saya berharap mampu mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas beserta pengalaman yang jauh dari pendidikan yang sedang saya tempuh di perkuliahan ini, baik dalam ilmu dunia maupun ilmu agama. Untuk menopang saya ke depannya agar menjadi apa yang di harapakan orang banyak serta mampu menjadi orang yang berpengaruh dalam masyarakat sekitar yang ada. Harapan saya begitu besar akan tujuan kedepannya dalam mencari ilmu di untirta ini. Harapan saya juga mampu mencerdasakan orang-orang di sekitar saya, sadar akan pentingnya sebuah ilmu dan pendidikan. Dan yang lebih utama kesuksesan agar melihat orang tua bisa tersenyum lebar
Apa yang saya ketahui?
            Mungkin tidak banyak yang saya ketahui sampai saat ini hanya saja kadang-kadang saya mendapatkan sebuah pemahaman yang sudah tau akan tetapi lebih melebar dan lebih meluas, dan bahkan banyak ilmu baru yang saya dapatkan melalui pendidkan pormal ini pengalaman pun tak tertingal mengiringi sebuah perjalanan mencari ilmu dan jati diri yang belum pasti akan apa selanjutnya.
            Sedikitnya melalui pendidikan saya mampu mengetahui sebuah organisasi, sistem dalam kampus, proses belajar mengajar dalam kelas di perkuliahan, dan lain sebagainya. Akan tetapi mengingat sebuah perkembangan jaman yang semakin tinggi nya peradaban dan berkembangnya teknologi merasa miris akan hal yang semakin mudahnya sebuah pembantaian melalui sebuah teknologi yang berasiskan pendidikan. Karna semakin jauh peradaban pengetahuan semakin menggila, semakin sadarakan sebuah ilmu dan memberontak akan semakin jauh dan canggih pula penindasan yang kian halus tak terasa.
            Menjadi yang terdidik biasanya mengamini apa yang di katakan oleh penidik bila belum timbul sebuah kesadaran, akan menjadi makanan empuk oleh kaum penindas di dalam pendidikan dimana pendidikan ini merupakan sarannya agar mampu mengubah pola piker yang menjadi satu dansatu titik yang mengatur.
Apa yang saya lakukan?
            Melakukan apa yang harus di lakukan kadang-kadang, akan tetapi melakukan yang tidak boleh dilakukan juga kadang-kadang. Pada dasarnya dan seharusnya seorang pelajar melakukan tugas wajibnya, dimana belajar dan terus belajar, baik baca buku diskusi ataupun penelitian. Melakukan hal yang banyak orang lain tidak mesti harus dilakukan itu saya sendiri.
            Jika melihat kearah sebuah visi misi untirta nampak jelas bahwa sebagian merupakan hal yang harus dilakukan seperti pengabdian pada masyarakat, penelitian dan lain-lain. Disamping itu pula sebenarnya banyaknya sebuah yang bertentangan akan visi misi untirta menurut saya, dalam hal yang telah saya kemukakan di atas masih adanya sebuah tujuan yang belum tercapai maka harus benar-benar ditindak lanjuti untuk menuju sebuah perubahan yang ideal menurut kesepakatan bersama, dalam artian ideal dalam pandangan mahasiswa, dosen atau staf untirta dan masyarakat.
Siapa manusia itu?
            Manusia merupakan istilah bahasa yang di berikan oleh hasil kesepakatan bersama yaitu yang masih di sebut manusia juga, bahasa dipakai agar mampu berinteraksi antar sesame jenisnya. Lalu menghasilkan sebuah kata manusia, manusia memang sebuah mahluk yang unik dan merupakan barang berharga, karna manusia seringkali meneliti akan pikirannya tubuhnya sendiri dan tentang yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Bila secara agama manusia merupakan hasil ciptaan yang diciptakan melalui tuhan berasalkan dari tanah, lalu mulai berkembang biak secara berkala. Manusia juga acap kali mempersoalkan dirinya sendiri, menjadikan manusia itu menjadi hal yang unik.
“ manusi dan binatang kedua-duanya persis sama”
“Setiap manusia merupakan kemustahilan sampai ia dilahirkan”
“Manusia ialah sebuah mesin yang diberi makan lalu menghasilkan sebuah pemikiran”
“ Manusia merupakan hasil karya besar tuhan”
“ Manusia hanyalah sebatang ilalang, sesuatu yang paling lemah di alam raya, namun ia adalah ilalang yang berfikir”
“ Manusia yang mulia hanyalah sekadar citra tuhan” [1]

Nampak jelas dan membuka kesadaran yang selaras dengan pernyataan yang di atas, dimana layak nya seperti yang dikemukakan di atas. Tanpa sadar manusia layaknya hewan berfikir, rakus dan besar akan sebuah nafsu untuk memenuhi semua hasratnya.  Tidak lagi berfikir kiri kanan atsa bawah.  Lalu, menjadikan manusi layaknya seperti mesin bergerak ats dasar sebuah perintah yaitu nafsu. Tidak salah bila mengarah akan hal yang lebih baik, tapi salah total bila mengarah kepada keserakahan. Sehingga menjadikan manusia yang mustahil sejak ia dilahirkannya kedunia ini, mustahil akan sebuah ciptaan tuhan bila merasionalkan melalui pemikiran belaka tanpa dilandasi sebuah keyakinan.
Berfikir kembali menjadikan pemikiran bahwa manusia ketika baik pun merupakan dampak dari adanya kekuasaan tuhan,diman hakikinya manusia bila baik pun merupakan sebuah citra tuhan semata? Disini manusia berrusaha dengan sepenuh jiwa raga agar menjadi citra tuhan, yang di imingi oleh sebuah kebaikan di dunia maupun di akhirat. Lalu menyekat sebuah tindakan dan pola fikir untuk jauh lebih dalam mengenai hakikat manusia serta penciptanya.
Lantas adakah sebuah kebebasan yang diraih oleh manusia yang lemah layak nya sebuah ilalang mengituti terpaan angina tanpa dilihat bahwa manusia berfikir. Manusia mampu menelaah lebih dalam akan dirinya dan menciptakan keyakinan untuk bersandar pada satu sisi untuk menopang segalanya yaitu tuhan.





[1] Louis o. Kattsoff, PENGANTAR FILSAFAT. Hlm. 398

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Sebagai Pendekatan Pendidikan

BUDAYA DI BANTEN

Observasi banten lama